Sekarang ini, Pemerintah sedang gencar-gencarnya memerangi berita hoax yang beredar di dunia maya. Berita hoax ini tidak hanya beredar di portal berita saja, namun juga sudah merambah media sosial. Cepatnya perputaran informasi viral membuat berita hoax menjadi sebuah komoditas yang patut untuk diberikan perhatian.
Seperti yang kita lihat, saat ini semakin bermunculan situs-situs dan akun media sosial yang tidak bertanggung jawab dengan konten yang semakin tidak bisa dikendalikan. Mulai dari kebohongan artis meninggal hingga fitnah terhadap pemimpin negeri ini menjadi bahan adonan bagi pembuat berita hoax. Hal ini menimbulkan keresahan bagi banyak pihak. Bahkan kepolisian pun harus turun tangan menyikapi berita hoax ini karena bisa saja mengganggu keamanan dan ketertiban negara.
Apa itu Hoax ?
Hoax merupakan sebuah bentuk upaya mengemas sebuah kebohongan atau hal yang belum jelas kebenarannya sehingga dianggap sebagai informasi yang benar. Hoax tidak hanya dalam bentuk berita saja, bisa juga perkataan, film, buku, pertunjukan seni dll. Hoax pun bisa terjadi dalam berbagai bidang kehidupan. Entah itu agama, pemerintahan, ilmu pengetahuan, teknologi, dll.
Kenapa Sekarang Ini Banyak Berita Hoax ?
Apa sebenarnya penyebab munculnya berita hoax ? Berdasarkan analisis sederhana saya, berikut penyebab kemunculan berita hoax.
- Cuma buat kesenangan belaka
Banyak orang – orang yang berselancar di dunia dan mencoba mencari kepuasan dengan berbagai hal. Ada yang main game, menjadi admin media sosial dan sebagainya. Termasuk salah satu contoh mencari kesenangan ini adalah dengan membuat berita hoax. Ada rasa kepuasan tersendiri bila bisa membuat berita yang di baca oleh banyak orang, bahkan dibagikan oleh ribuan netizen dan menjadi trending topik yang hangat dibicarakan.n
Konten hoax yang dibuat oleh kalangan ini tidak selalu bersifat provokatif atau adu domba. Bisa saja berupa tips dan trik bodong, tutorial yang belum terbukti dll. Ya walaupun hanya untuk kesenangan belaka, tetap saja konten hoax ini merupakan bentuk pembodohan kepada publik.
Bayangkan bila ada konten hoax dengan judul “Artis Fulanah Meninggal Dunia Karena Sakit Kanker”. Padahal si artis masih sehat walafiat. Dan kabar ini tentu membuat gaduh terutama bagi para fans si artis tersebut. Iringan doa dan ucapan belasungkawa akan turut berdatangan melalui media sosial seakan-akan si artis benar telah tiada. Padahal, si artis masih sibuk eksis di dunia nyata.
- Untuk mencari uang
Ini alasan utama yang kenapa berita hoax begitu menjadi perhatian yang besar saat ini. Konten hoax sangatlah mudah mendapatkan perhatian dari banyak orang sehingga mudah untuk dilakukan monetisasi.
Bagi pemilik web, konten hoax yang menarik banyak traffic akan semakin menambah pundi-pundi rupiah dalam monetisasi website tersebut, baik dalam bentuk monetisasi iklan, adsense, dll. Semakin banyak pengunjung website tersebut semakin banyak pula uang yang didapat. Terlebih dengan semakin banyaknya penguna media sosial, perihal mencari traffic bukanlah hal yang sulit saat ini.
Cukup share post sana sini, posting grup dan sebar di twitter bisa menghasilkan traffic hingga puluhan ribu view per artikel.
Hitungan kasar saya, untuk setiap 1000 pengunjung traffic blog Indonesia dihargai sekitar $1 USD. Bayangkan kalau pengunjung mencapai 100.000 trafic per hari. Berapa dollar yang di dapat ? Belum lagi bonus view untuk setiap angka tertentu yang diberikan oleh penayang iklan. Belum lagi penawaran iklan yang masuk untuk web tersebut. Belum lagi kalau ada produk yang dijual.
Monetisasi konten hoax menjadi komoditas yang gurih bukan ? Kalau sudah bicara isi dompet, memang idealisme sering terpinggirkan.
- Kepentingan khusus
Bicara kepentingan khusus, ini kembali ke masing-masing pengguna. Contoh saja, konten hoax kerap digunakan untuk menjatuhkan nama baik seseorang atau untuk memutarbalikkan fakta. Walaupun tidak bicara uang, tetap saja akan ada pihak yang dirugikan dengan berita hoax tersebut.
Anggaplah si A tidak suka dengan si B. Lalu dicarilah foto-foto si B yang bisa saja menimbulkan kontroversial. Misalkan ketika si B berada di Eropa bertahun-tahun lalu. Lalu ditulislah sedikit artikel dengan caption “Katanya sederhana dan merakyat tapi sendirinya malah liburan ke Eropa?”.
Artikel seperti ini akan segera viral bagi para haters si B. Padahal kenyataannya, foto tersebut dalam rangka studi S2 di Eropa. Ya wajar saja kalau fotonya ala-ala Eropa dengan sedikit gaya liburan.
Tentu sedikit banyak nama baik si B akan tercoreng bukan ? Apalagi kalau cara seperti ini digunakan dalam sebuah kompetisi seperti pemilihan jabatan, lomba, bahkan kepala daerah. Beuhhh, timeline pasti rame deh !
Ciri-Ciri Berita Hoax di Dunia Maya
Banyak sekali berita yang beredar, namun bagaimana caranya kita membedakan bahwa berita tersebut adalah hoax atau bukan ? Begini caranya :
- Ditulis Oleh Media Dengan Redaksi Yang Tidak Jelas
Saya yakin, anda semua sudah sangat mengenal berbagai media yang menyediakan informasi aktual. Sebut saja kompas, republika, detik, dll. Media-media ini memiliki redaksi dan standar operasional yang baku dalam menerbitkan suatu informasi sehingga setiap konten yang dirilis bisa dipertanggungjawabkan secara hukum.
Berbeda dengan berita hoax, bisa dipastikan ditulis oleh media yang tidak jelas asal redaksinya. Tidak ada informasi siapa pemilik media tersebut, alamatnya dimana, nomor kontak yang bisa dihubungi dll. Bahkan media tersebut pun ditulis dengan kualitas konten yang sangat rendah. Foto ambil sana-sini, penggunaan tema website yang buruk, hingga pemilihan diksi yang mengundang emosi.
Media yang baik selalu membuat halaman perkenalan tentang website tersebut. Seperti yang saya lakukan di web pribadi saya, setidaknya saya memberikan informasi umum tentang diri saya sebagai bentuk pertanggungjawaban atas setiap tulisan yang saya buat huehehe.
Media abal-abal sama sekali tidak akan mau menulis informasi redaksi yang jelas. Saya pernah mengecek website abal-abal yang membuat halaman tentang kami tapi saat di klik malah diarahkan ke hompage. Tidak ada kontak yang bisa dihubungi, benar-benar hanya menampilkan berita saja. Itu pun sangat diragukan kevalidannya. Jadi, dimana letak pertanggungjawaban media tersebut ?
- Menggunakan Judul Berita Yang Memancing Action dari Pembaca
Salah satu teknik yang sedang hits di kalangan blogger adalah teknik clickbait, dimana kita memainkan judul agar pembaca menjadi tergugah dan mengambil tindakan tertentu, seperti membagikan artikel tersebut, ikut-ikutan ketik amin di fb dan sebagainya. Sudah terbayang kan ya ?
Coba lihat beberapa headline berita hoax, biasanya akan ada kalimat “Sebarkan agar semua tahu”, atau “Bagikan jika anda seorang muslim”, atau yang lebih ekstrim “Ketik amin jika ingin kaya”.
Headline seperti ini memang sangat menggugah emosi sehingga kita akan terenyuh melakukan apa yang tertulis. Seakan-akan kita bukan seorang muslim kalau tidak membagikan berita tersebut, seolah-olah kita akan sulit menjadi orang kaya bila tidak mengetik amin di konten tersebut. Teknik yang terkesan sepele, tapi terbukti sangat efektif menyebarkan berita hoax.
Bila sudah mendapati berita atau konten dengan judul seperti ini, ada baiknya berhati-hati. Tetap tenang dan jangan terpancing dengan segala headline yang digunakan.
- Disebarkan oleh akun media sosial palsu
Biasanya, berita hoax mulai diviralkan oleh akun-akun palsu. Teknik yang umum digunakan adalah dengan posting di grup-grup fb dengan menggunakan foto wanita cantik. Padahal kalau di cek, akun fb wanita tersebut tidak pernah beraktivitas apapun.
Begitu juga dengan twitter, hoax sangat banyak disebar oleh para robot. Syukurnya, mendetekasi hoax di twitter sekarang lebih mudah. Hanya dengan menggunakan kata kunci, akan terlihat akun mana saja yang sedang aktif menyebarkan berita hoax. Biasanya kontennya sama persis 100 persen. Mana ada orang yang ngetweet persis sama tanpa beda 1 huruf pun.
Dampak Negatif Berita Hoax
Jangan menganggap remeh berita hoax. Kita bisa saja paham bahwa sebuah berita yang sedang beredar tersebut adalah hoax. Tapi sebagian yang lain, pasti ada saja yang percaya dengan berita tersebut. Ada ! Pasti ada !
Dampak Negatif Berita Hoax :
- Tersebarnya informasi yang tidak benar
Sekarang ini, informasi memang benar-benar tidak bisa dikendalikan. Kita benar-benar harus pintar memilah informasi mana yang harus dipercaya. Syukur-syukur kalau dari kita banyak yang memilih untuk diam dan tidak ambil pusing dengan hoax. Kalau ada yang percaya ? Tentu dia sudah memahami hal yang tidak semestinya bukan.
Perputaran informasi yang tidak tepat ini akan menimbulkan pemahaman yang salah, bahkan bisa berujung kepada ketidakpercayaan satu sama lain.
- Terputusnya hubungan silaturahmi
Ini yang paling saya takutkan dari dampak berita hoax. Sesama teman bisa saling rebut mendebatkan informasi yang tidak jelas sumbernya darimana. Akhirnya, saling unfriend dan unfollow yang berujung pada renggangnya hubungan silaturahmi di dunia nyata.
Saya sendiri sangat menghindari hal ini. Bagi saya, hubungan silaturahmi adalah hal yang sangat penting. Kalau cuman untuk beradu argumen lalu saya harus kehilangan teman, mending ga usah deh. Ngalah aja. Toh kalau kita menang telak pun ga dapet duit. Yang ada kehilangan teman malahan.
- Hilangnya kepercayaan publik terhadap pemerintah
Sebagai seorang abdi negara, saya tahu persis bahwa hanya dengan satu berita hoax bisa menggugurkan 1000 prestasi yang pernah dilakukan pemerintah. Harus diakui, sesuatu yang buruk lebih membekas di ingatan daripada sesuatu yang baik.
Terlebih di jaman serba kriris, berita hoax terhadap pemerintahan bisa menjadi senjata yang bisa menjatuhkan kinerja baik yang sudah lama di bangun. Tidak salah bila presiden menaruh perhatian penting terhadap berita hoax ini dengan wacana pembentukan Badan Cyber Nasional.
Bagaimana Kita Menyikapi Berita Hoax ?
Sebagai pengguna internet yang bijak, ada baiknya kita pun harus bijak dalam mengambil langkah menyikapi berita hoax :
- Beristighfar, biarkan Saja, anggap angin Lalu
Saat anda melihat berita hoax baik itu di media sosial atau website, biarkan saja. Jangan digubris, di like, komen, apalagi di share. Jangan ambil pusing, jangan klik berita tersebut karena akan memberikan traffic ke website pemilik. Jangan pula mengajak debat kusir karena tersulut emosi. Percayalah, itulah tujuan sebenarnya dari sang pembuat berita hoax agar emosi kita ikut terpancing.
Saya sendiri berusaha untuk menahan diri agar tidak menggubris berita hoax ini. Kadang rasanya nyesek juga apalagi kalau sudah menyangkut persoalan agama. Tapi saya tahu persis, saat kita meributkan konten tersebut, pemilik web atau medsos malah akan tertawa-tawa senang dengan melihat dashboard pendapatan yang kian bertambah.
Semakin tinggi interaksi yang mereka dapatkan, semakin tinggi pula jumlah uang yang mengalir di rekening mereka. Jangan dikomentari apapun isinya, terlebih bila di media sosial. Semakin kita gubris, semakin viral berita hoax tersebut. Biarkan saja, niscaya pemilik konten akan risau sendiri karena karyanya tidak ada yang menanggapi.
Istighfar, biarkan saja, dan doakan mereka agar segera kembali ke jalan yang benar.
- Melaporkan media tersebut
Membiarkan berita tersebut bukan berarti semata-mata lantas berdiam diri saja. Laporkan konten tersebut kepada pihak yang memiliki otoritas. Bila pembuat hoax menggunakan fanspage, maka laporkan ke facebook. Bila menggunakan website, laporkan ke google atau bisa juga ke kominfo.
Tidak perlu sampai ngajak duel segala. Laporkan saja ke pihak yang memang berwenang. Toh kalau akunnya ditutup, permasalahan juga akan selesai.
- Tabayyun ke Subjek Berita
Bila memang terlalu mengganjal di hati, maka ada baiknya kita melakukan tabayyun (mencari informasi yang benar) terlebih dahulu tentang berita tersebut. Bila memang menyangkut nama baik seseorang, cobalah untuk bertanya langsung via email atau media sosial, atau bisa juga dengan menghubungi kerabat yang kira-kira mengetahui informasi yang lebih valid.
Dengan membiasakan tabayyun, insyaAllah kita akan terhindar dari fitnah berita hoax.
- Membuat berita klarifikasi yang valid
Bagi saya, derajat tertinggi dalam menyikapi berita hoax adalah dengan membuat berita klarifikasi yang valid. Buatlah sebuah tulisan yang dimuat dengan data yang lebih jelas, fakta yang sebenarnya, bila perlu klarifikasi oleh subjek dalam berita untuk semakin memperkuat akurasi tulisan.
Bila berita hoax menyebar viral dengan mudah, maka klarifikasi berita hoax pun juga tidak kalah viralnya. Tulisan klarifikasi ini selalu ditunggu-tunggu oleh mereka yang geram dengan berita hoax sehingga tidak heran akan mudah tersebar.
Penutup
Berita hoax sudah menjadi hal yang lazim di dunia maya. Menjamurnya berita hoax adalah hal yang tidak mungkin dihentikan seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan jumlah penguna internet di dunia. Sebagai netizen yang bijak, kita harus bisa mengontrol diri dalam menyikapi berita hoax. Tidak perlu sampai emosi dan mengucap kata-kata kasar. Cukup diamkan dan laporkan pembuat berita agar di proses oleh pihak yang berwenang.
Hybrid government employee and internet marketing enthusiast. Blog ini berisi pengalaman-pengalaman saya dalam dunia birokrasi, statistik, internet marketing, bisnis online dan juga hal-hal menarik lainnya.