Mengenal konsep Tribes tentunya bisa membuat bisnis anda melejit berkali-kali lipat. Dengan menggunakan strategi ini, anda bisa mendapatkan pelanggan setia dan militan terhadap bisnis anda.
Tribes bukanlah hal yang baru dalam dunia digital. Bagi para pebisnis online, Tribes bisa diibaratkan sebagai pondasi kokoh yang bisa dibangun dalam berbagai bentuk model bisnis. Bagi mereka yang menguasai dan mengaplikasikan konsep tribes, bisnisnya akan sangat menyenangkan dan menguntungkan.
Jujur saja, saya belum sepenuhnya konsep Tribes ini. Saya masih belajar mengaplikasikannya dalam akun Instagram yang sedang saya kelola. Hanya saja, kebetulan saat ini saya sedang membaca buku Tribes tulisan dari Seth Godin. Ini adalah pertama kalinya saya membaca buku Bahasa Inggris bukan terjemahan dan saya sangat terkesan dengan isinya. Baru beberapa halaman di awal saja sudah membuat saya banjir akan ide-ide yang bisa diterapkan.
Saat artikel ini ditulis, buku ini masih saya baca sehingga saya tidak bisa menulis poin penting dari buku secara keseluruhan. Tapi setidaknya, saya ingin anda mengenal konsep Tribes ini dan mencoba menerapkannya pada bisnis anda.
Apa itu Tribes?
Tribes adalah sekumpulan orang (dalam hal ini bisa kelompok, grup, atau komunitas) yang terhubung satu sama lain, yang memiliki ide dan pemikiran yang sama serta juga memiliki pemimpin. Dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya kita sendiri sudah tergabung dengan Tribes ini, hanya saja mungkin kita tidak menyadarinya. Misalkan, ketika kita mengikut kegiatan sosial seperti relawan rumah baca, relawan bersih masjid dll.
Ada 2 hal utama yang menjadi syarat agar Tribes dapat terbentuk dan terus berkembang :
- Ide yang menarik
- Cara berkomunikasi yang unik
Tidak cukup hanya dengan ide saja, Tribes terbentuk oleh ide menarik yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Cara berkomunikasi pun haruslah unik sehingga bisa menggerakkan orang-orang untuk bergabung di dalam Tribes.
Salah satu jenis Tribes unik yang saya temukan di media sosial adalah komunitas cadar yang sekarang sedang tren. Dulu, cadar dianggap hal yang tabu dan tidak jarang dipandang negatif. Tidak jarang juga, cadar dianggap sebagai bagian dari teroris.
Namun, atas keberanian muslimah yang berani menyuarakan pendapatnya tentang cadar dan berani menggunakan cadar dalam berbagai kondisi, cadar tidak lagi menjadi hal yang aneh saat ini. Terbukti, komunitas ini semakin berkembang dan mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat. Image cadar pun kian positif seiring semakin banyaknya anak muda yang memakainya sebagai fashion yang tidak kalah modis.
Ide mempopulerkan cadar sangatlah menarik. Ditambah lagi dengan cara berkomunikasi dalam bentuk edukasi yang berani menyatakan bahwa cadar bukanlah hal aneh yang perlu dikhawatirkan. Cadar pun bisa menjadi identitas bahkan bisa menjadi gaya tersendiri bagi para muslimah.
Anda bisa bayangkan kalau anda adalah pebisnis cadar yang mampu membuat gebrakan seperti ini ? The power of Tribes !
Tribes membutuhkan pemimpin. Dan seseorang tidak bisa menjadi pemimpin tanpa Tribes. Begitulah konsep Tribes berjalan.
Mengapa memiliki Tribes itu penting ?
Mungkin ada yang bertanya, apakah sebegitu pentingnya memiliki tribes ? Toh, ada atau tidaknya Tribes, kita tetap berbisnis dengan lancar. Dan dari yang saya lihat, sebenarnya Tribes ini bukanlah diperuntukkan dalam model bisnis. Tribes lebih diperuntukkan bagi mereka yang ingin melakukan perubahan di sekitarnya.
Hanya saja, ketika Tribes dan bisnis digabungkan, maka hasilnya akan sangat luar biasa. Bila dalam bisnis anda memiliki pembeli, dalam Tribes anda memiliki fans. Bila dalam bisnis ada yang namanya penjual, dalam Tribes anda disebut sebagai pemimpin.
Penting atau tidak, saya kembalikan jawabannya kepada anda. Tapi, bila anda ingin menjalani bisnis yang menyenangkan, mudah dan lebih menghasilkan, maka memiliki Tribes adalah sebuah kewajiban. Berikut saya jelaskan alasannya :
- Ada nilai tambah yang tidak dimiliki oleh orang lain dengan Tribes
Dengan memiliki Tribes dalam bisnis, anda tidak hanya sekedar memiliki bisnis. Ada nilai manfaat tersendiri yang didapat di dalam Tribes seperti ilmu, jaringan, dll yang mungkin tidak didapatkan lewat bisnis dengan model biasa. Tribes mengajarkan kita untuk saling berbagi dan peduli satu dengan lain sesama anggota.
- Anda bisa membangun brand lebih mudah
Tribes memungkinkan kita untuk membangun brand dengan proses yang lebih mudah dan cepat daripada proses bisnis biasa. Baik itu brand untuk produk, ataupun brand untuk diri sendiri. Saat memiliki brand, anda bisa menjual sesuatu lebih mahal daripada harga umumnya. Hal ini dikarenakan anda sudah memiliki follower loyal yang siap menanti kejutan dari anda.
- Menjual lebih mudah
Akan lebih sulit bila menjual produk kepada mereka yang sama sekali belum mengenal anda. Dengan tribes, secara tidak langsung, anda sudah memiliki calon pembeli yang sudah paham dengan produk yang anda tawarkan. Bahkan, pembeli dalam Tribes tidak merasa dijuali sama sekali.
- Anda memiliki aset yang terus berkembang tanpa henti
Bayangkan, ada sekumpulan orang yang selalu menanti pemikiran, ide, dan produk-produk yang anda tawarkan. Mereka menanti kehadiran anda dengan gagasan menarik yang akan menyedot perhatian mereka. Dompet mereka seakan terbuka secara sukarela saat anda menawarkan sebuah produk. Inilah aset yang sangat berharga dalam bisnis.
Mengenal Konsep Tribes di Era Digital
Konsep Tribes sebenarnya sudah diaplikasikan sejak dulu. Hanya saja, sebelum memasuki era Internet, Tribes masih terbatas dengan segala kondisi yang ada. Tribes hanya berkembang di daerah-daerah tertentu dimana pemimpin tersebut memiliki dominasi. Butuh usaha lebih agar Tribes lebih berkembang dengan cepat dan massive.
Sekarang ? Tidak lagi. Tribes muncul dan terus berkembang tanpa mengenal konsep wilayah dan demografi. Tribes hadir bagi mereka yang ingin memberikan perubahan bagi lingkungannya. Tribes tampil sebagai bentuk ketidakpuasan dengan kondisi yang dialami saat ini. Ditambah dengan daya ungkit Internet, hadirnya Tribes menjadi fenomena yang tidak mungkin dibendung lagi.
Jangan heran, muncul berbagai gerakan-gerakan komunitas yang hanya dihubungkan oleh Internet. Sebut saja komunitas muslimah, komunitas berbagi nasi bungkus, komunitas sedekah, komunitas mengajar, komunitas peduli anak jalanan dan masih banyak lagi. Semua anggota dalam komunitas ini bisa saling kenal dan berkomunikasi hanya dengan menggunakan Internet dan Smartphone.
Satu hal yang perlu dipahami bahwa Internet, Smartphone, Media Sosial, aplikasi dan berbagai hal lainnya yang memudahkan dalam membentuk Tribes hanyalah sebuah alat. Mereka dibuat untuk membantu dan mempermudah pengelolaan Tribes.
Hal utama yang menjadi nyawa dalam menggerakkan Tribes adalah keinginan untuk melakukan perubahan.
Saya bold dan garis miring kalimat sebelumnya agar benar-benar tertancap dalam pikiran kita semua.
Tribes adalah tentang kepercayaan tentang ide di dalam sebuah komunitas. Mereka berkumpul bersama, mengagumi, dan mengikuti pemimpin Tribes dan saling berbagi satu lain. Inilah yang membuat Tribes semakin besar. Semakin menarik ide dan cara berkomunikasi di dalam komunitas, semakin besar peluang Tribes untuk berkembang.
Setiap pribadi memiliki kesempatan untuk membuat dan mengembangkan Tribes mereka sendiri. Hanya saja, tidak semua dari mereka yang berani berbicara dan mengungkapkan ide dan pemikiran mereka di depan publik. Beruntunglah bagi anda yang berani tampil dan menggerakkan orang-orang untuk berbuat sesuatu untuk kebaikan.
Monetizing Tribes, sudah benarkah hal ini?
Ini yang selama ini sedikit mengganggu pikiran saya. Di bagian atas, saya sudah menjelaskan bagaimana peran dan manfaat memiliki Tribes sebagai Leverage dalam bisnis.
Pertanyaan lanjutannya, sudah benarkah langkah kita apabila melakukan monetizing dalam Tribes? Karena pada dasarnya (dari yang saya pahami) Tribes adalah sebuah bentuk gerakan dari orang yang memiliki ketertarikan akan ide yang sama.
Saya masih ingat beberapa minggu yang lalu, seorang mentor bisnis di Bully habis-habisan karena mencoba melakukan monetizing Tribes yang ia pimpin. Saat itu, sang mentor membuka peluang bisnis berbayar bagi mereka yang serius ingin belajar bisnis.
Hanya saja, pasti ada saja member dari tribes yang tidak suka dengan program yang harus mengeluarkan uang seperti ini. Hingga muncullah komentar-komentar negatif seperti “penghisap darah newbie”, “ujung-ujungnya jualan” dan lain sebagainya yang menimbulkan keributan di dunia maya. Akhir kata, sang mentor menutup program tersebut, mungkin karena tidak tahan dengan komentar negatif yang muncul.
Di sisi lain, ada komunitas muslimah yang selalu menantikan kehadiran model terbaru dari hijab “X:. Hijab “X “ini benar-benar dinanti kehadirannya tanpa memperdulikan harga, warna, model dll. Apapun yang dijual oleh hijab “X” pasti laris di borong oleh para muslimah yang memang setia dengan Hijab tersebut.
Bahkan, ada yang sampai bersabar menunggu dalam waiting list untuk bisa mendapatkan produk ini. Bahkan, ribuan follower Line@ menanti agar di balas chatnya. Sadis bukan ? Sebagai seorang pria, saya belum mengerti apa yang menjadi magnet para muslimah ini rela menunggu secara militan untuk mendapatkan hijab “X”.
Monetizing Tribes memang perlu menjadi pertimbangan yang matang. Kalo saya pribadi, lebih memilih untuk berani melakukan monetizing. Dengan pola dan cara yang tepat, insyaAllah tribes yang kita pimpin akan menjadi seperti komunitas muslimah di paragraf sebelum ini. InsyaAllah !
Penutup
Demikian sedikit bagaimana mengenal konsep tribes. Pada dasarnya, penggunaan tribes ini bisa menjatuhkan, namun juga bisa menguatkan.
Tergantung bagaimana anda mengelola Tribes tersebut. Makanya, di atas saya juga sampaikan bahwa tanpa Tribes pun, kita tetap bisa berbisnis kok. Hanya saja, Tribes memberikan kita peluang untuk memacu bisnis menjadi lebih besar dalam waktu yang relatif lebih singkat.
Bagaimana pendapat anda?
Hybrid government employee and internet marketing enthusiast. Blog ini berisi pengalaman-pengalaman saya dalam dunia birokrasi, statistik, internet marketing, bisnis online dan juga hal-hal menarik lainnya.