Strategi Narsis di Social Media Untuk Pemasaran

Ketika mendengar kata narsis di social media, apa yang terlintas di pikiran anda ? Apakah orang-orang yang senang update status facebook ? Atau orang-orang yang kalau laper aja ngetwit bukan malahnya makan ? Atau orange-orang yang senang posting foto dengan hashtag #latepost di Instagram ? Ya bisa juga sih. Tapi dalam hal pemasaran di social media, menurut saya pribadi, narsis bukanlah seperti itu. Lalu bagaimana narsis menurut saya di social media ?

Dalam hal pemasaran, narsis tidak selalu berhubungan dengan seberapa seringnya kita melakukan update di social media. Kadang, semakin sering kita update malah akan mengganggu pertemanan di social media. Memang sih itu akun kan punya pribadi, terserah mau diapakan. Tapi ada baiknya kita ingat pula bahwa kita tidak hidup sendiri di dunia social media. Tetap ada pertemanan dan norma-norma yang harus kita jaga. Kembali ke dunia pemasaran, menurut saya pribadi ini ya, strategi narsis di social media adalah strategi dimana kita “Membuat calon konsumen menyadari kehadiran kita”. Okehh, dicatet dan diingat ya :3

Maksud dari kata-kata “Membuat calon konsumen menyadari kehadiran kita” adalah kita berupaya agar calon konsumen menyadari bahwa kita (sebagai seorang seller tentunya) ada dalam list pertemanan mereka. Ya percuma kalau kita berteman dengan calon pembeli kalau mereka sendiri tidak sadar bahwa kita adalah temannya. Untuk itu, kita harus narsis dan menunjukkan eksistensi kita agar diketahui oleh si calon konsumen tersebut.

Masih bingung ? Nah, berikut saya berikan langsung bagaimana contoh-contoh dan tips narsis di social media :

  1. Facebook

Lakukanlah like massal pada foto atau status calon pelanggan anda. Dengan melakukan ini, tentu akan muncul notifikasi pada akun fb si calon pelanggan sehingga kemungkinan besar ia akan mengecek siapa anda dengan membuka profil anda. Jangan sungkan-sungkan juga untuk berkomentar di status facebook atau pada fotonya. Tentunya dengan berkomentar yang sopan ya. Dengan melakukan hal ini, kehadiran akun facebook anda akan disadari calon konsumen. Hal ini tentu akan  memperbesar peluang penjualan anda bukan?

  1. Twitter

Kirimkan sapaan secara personal melalui Direct Messege (DM)  kepada follower baru anda. Berikanlah salam kepada mereka sembari menyisipkan kontak person anda di dalam DM tersebut. Syukur-syukur mereka baca apalagi menyimpan kontak anda. Sebagian besar orang yang menerima DM akan merasa senang karena disapa secara personal. Untuk melakukan aktivitas ini, anda tidak perlu mengirimkan DM secara manual satu per satu kepada follower anda. Silakan buka aplikasi www.justunfollow.com, ada menu auto DM disana. Anda tinggal melakukan pengaturan pesan disana dan tinggal menunggu pesan otomatis dikirim kepada follower baru anda. Jangan lupa, sisipkan alamat kontak anda di DM ini ya, entah line, atau pin BB. Ini sangat penting lho.

  1. Instagram

Salah satu strategi narsis yang umum digunakan di Instagram adalah Follow Followers. Sederhananya, kita akan memfollow akun-akun yang kemungkinan besar menjadi target market kita. Misalkan, jika menjual hijab, maka followlah follower pada akun-akun yang menyediakan tutorial hijab. Saat anda follow mereka, tentunya akan muncul di notifikasi di Instagram mereka. Besar kemungkinannya mereka akan mengecek akun anda dan syukur-syukur kalau beli hehehe. Btw udah buka channel penjualan di Instagram ? Kalau belum, bikin ya. Jumlah usernya sudah mencaapai 300 juta dan melebih twitter lho. Sayang kalo kita kelewatan pasar ini.

Jadi, narsis tidak hanya sekedar sering update status atau posting setiap saat. Tapi bagaimana kita membuat diri kita dikenal oleh calon konsumen melalui berbagai strategi. Banyak sekali sebenarnya hal narsis yang bisa anda lakukan di social media. Silakan berkreasi, temukan gaya dan pola yang menurut anda cocok untuk diterapkan di bisnis anda. Oo iya, tidak semua orang cocok dengan strategi ini. Mungkin ada yang merasa tidak mau melakukan hal-hal seperti strategi di atas. Kembali ke pribadi dan karakter masing-masing ya.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk anda, saya mau menyetrika dulu. Kalau berkenan, silakan bagikan tulisan ini di social media anda ya. Siapa tahu, ada orang lain yang memperoleh manfaat dari tulisan ini.

Selamat Narsis di Social Media

 

Strategi Narsis di Social Media Untuk Pemasaran