Pesatnya pertumbuhan teknologi merupakan fenomena yang tidak bisa dihindari. Hal ini memberikan pengaruh bagi semua sektor dalam kehidupan kita. Baik itu pendidikan, sosial, pertanian hingga pemerintahan. Mau tidak mau, kita dituntut untuk selalu belajar agar mampu mengikuti perubahan dan tidak tersingkir dari persaingan.
Seiring dengan berkembangnya zaman, pola perekonomian dan transaksi di Indonesia kian berubah. Canggihnya teknologi dan didukung dengan jaringan internet yang semakin luas membuat model perekonomian kita perlahan mengalami transformasi. Berdasarkan catatan BPS pada survei Penggunaan dan Pemanfaatan TIK, penetrasi internet di sektor bisnis pada tahun 2015 mencapai 88,64 persen. Tingginya angka ini menunjukkan besarnya pengaruh teknologi informasi dalam perilaku bisnis dan ekonomi.
Bila dahulu berbelanja haruslah ke pasar, sekarang cukup dengan menggunakan smartphone dan tunggu hingga barang sampai di rumah. Kalau dulu yang namanya toko haruslah berbentuk bangunan, saat ini, toko pun cukup dengan bermodalkan domain dan website. Zaman sudah berubah. Suka tidak suka, kita semua akan beradaptasi dengan kondisi ini.
Pengguna teknologi pun semakin masuk ke semua kalangan. Bila dahulu, hanya perusahaan kelas kakap saja yang sanggup menggunakan Internet dalam aktivitas bisnis, sekarang tidak lagi. Jangan heran, banyak emak-emak yang dulunya gaptek sekarang berbisnis online dengan omset yang fantastis. Anak-anak muda yang berusia belasan tahun pun sudah bisa menghasilkan jutaan rupiah dengan bermodalkan smartphone. Sadis memang ! Perlahan tapi pasti, ekonomi digital akan menjadi hal lumrah yang akan kita jumpai.
Apa Itu Ekonomi Digital
Berdasarkan beberapa sumber, ekonomi digital bisa diartikan sebagai kegiatan ekonomi yang terjadi seiring dengan pemanfaatan teknologi digital dan internet. Ekonomi digital bisa juga disebut dengan nama Ekonomi Internet.
Mungkin istilah ini masih terdengar asing bagi kita. Tapi pada dasarnya, kita sendiri sudah akrab dengan berbagai aktivitas ekonomi digital. Sebut saja bisnis online, dropship, e-commerce dll merupakan model dari implementasi ekonomi digital. Model perekonomian ini sudah merambah hingga ke seluruh lapisan masyarakat dengan pertumbuhan yang luar biasa.
Kondisi Ekonomi Digital di Indonesia
Membahas ekonomi digital, tentu saja kita berbicara tentang internet dan segala teknologi pendukungnya. Berdasarkan data statistik dari Riset Akamai Technologies, kecepatan rata-rata koneksi internet di Indonesia tergolong cukup baik. Kecepatan internet dalam negeri mencapai 6,7 Mbps. Angka ini meningkat 200 persen bila dibandingkan tahun 2015.
Sayangnya, kecepatan Internet di Indonesia masih tertinggal jauh bila dibandingkan dengan negara ASEAN lain seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia. Diperlukan komitmen pemerintah dan penyedia jaringan internet untuk mengentaskan jaringan internet yang berkualitas bagi seluruh penduduk.
Ekonomi digital tentu bukan semata-mata hanya berbicara tentang penjualan barang dan jasa. Ada banyak hal baru yang bisa digali dan bisa menjadi sumber perekonomian lain seperti jasa pengiriman, monetisasi aplikasi, layanan jasa keuangan berbasis digital dll. Semua moda pendukung ini menjadi aspek yang bisa memacu pertumbuhan ekonomi digital.
Di tengah lambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, sektor ekonomi digital terus menunjukkan geliatnya. Hal ini terlihat dari semakin bertambahnya jumlah E-commerce yang beroperasi di Indonesia setiap tahunnya. Berdasarkan riset dari Ernst & Young, nilai penjualan bisnis online meningkat 40 persen setiap tahunnya. Sangat disayangkan bila nilai penjualan ini hanya dinikmati oleh segelintir orang saja.
Karenanya, kecepatan Internet yang merata dengan harga terjangkau menjadi harga mati yang harus diperjuangkan. Masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang belum merasakan manisnya sinyal handphone, apalagi sinyal Internet. Terlebih di kawasan Indonesia Timur yang secara relatif memiliki nilai inflasi lebih tinggi dibandingkan daerah lain membuat penduduk harus mengelus dada saat membeli paket Internet.
Berbicara ekonomi digital, artinya kita berbicara lintas jarak dan waktu. Seseorang yang berada di Indonesia, bisa menjual barang yang ada di Amerika. Seseorang programmer yang berada di desa, tetap bisa membuka jasa programming kepada perusahaan multinasional yang berada di perkotaan dengan mengandalkan internet. Sebagai orang yang saat ini berdomisili di Indonesia Timur, saya sangat merasakan ketimpangan fasilitas dan infrastruktur ini mempengaruhi aktvititas dalam menjalankan bisnis online.
Kebanyakan pelaku usaha mengatakan bahwa faktor utama yang menyebabkan sulitnya untuk mengembangkan usaha adalah permodalan. Hal ini juga berlaku di Indonesia. Modal menjadi kendala utama untuk memula dan mengembangkan usaha. Padahal sejatinya, faktor utama yang menghambat pengembangan usaha adalah pengetahuan. Semakin luas pengetahuan yang kita miliki, semakin besar kemungkinan untuk meraih sukses dalam bisnis.
Internet menyediakan pengetahuan tanpa batas yang bisa kita aplikasikan dalam bisnis. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang masih memandang Internet sebelah mata. Pola pikir masyarakat Indonesia harus diubah secara perlahan. Bila dulu, permodalan menjadi alasan utama untuk mengembangkan usaha, tentu sekarang tidak lagi. Internet menjadi salah satu solusi jalan pintas yang bisa menyelesaikan banyak masalah.
Dengan Internet, UKM pun bisa langsung memasarkan produknya dengan melewati mata rantai distribusi sehingga bisa menjual langsung dengan harga pasar. Mereka tak perlu melewati pembeli borongan, pembeli kedua, tengkulak dll. Cukup pasarkan saja lewat internet dan konsumen bisa berhubungan langsung dengan produsen tangan pertama.
Terlebih lagi, ada banyak ilmu yang berterbaran secara gratis baik di google ataupun youtube. Ilmu ini terkesan sepele, tapi akan sangat bermanfaat bila dipraktekkan. Sekarang, tinggal keseriusan kita untuk mau belajar atau tidak.
Strategi Pemanfaatan Ekonomi Digital Untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, statistik indonesia menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi cenderung mengalami perlambatan. Terlihat pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,03 persen. Namun, pada tahun 2016 nilai ini semakin melambat menjadi 5,02 persen. Hal ini menandakan semakin sulitnya situasi ekonomi yang dialami oleh Indonesia dan tentu harus ada terobosan baru untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Di sisi lain, riset dari ICD menunjukkan bahwa pasar e-commerce Indonesia tumbuh hingga 42 persen pada periode 2012-2015. Tentu ini adalah hal yang menggembirakan di tengah lesunya perekonomian. Ekonomi digital bisa menjadi peluang yang baik untuk memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun-tahun yang akan datang. Besarnya jumlah penduduk dan semakin tumbuhnya pengguna Internet menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan. Ekonomi digital menjelma menjadi sektor yang tidak bisa lagi diremehkan.
Berdasarkan kajian McKinsey Global Institute, UKM yang memanfaatkan teknologi digital dapat berkembang dua kali lebih cepat. Hal ini menunjukkan betapa efek dari teknologi dapat memacu pertumbuhan usaha melebihi yang kita bayangkan. Teknologi ibarat jalan tol yang bisa membawa penggunannya menuju kehidupan yang lebih baik dalam waktu yang relatif lebih cepat.
Karena itu, dibutuhkan usaha dan strategi untuk mengembangkan sektor ini agar dapat memacu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Diantaranya :
- Infrastruktur dan teknologi yang memadai dan terjangkau
Dukungan infrastruktur dan teknologi menjadi faktor yang sangat menentukan keberlangsungan ekonomi digital. Semakin cepatnya jaringan internet tentu akan semakin memudahkan jangkauan perkembangan ekonomi ini. Tarif internet pun haruslah terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Kemudahan akses antar daerah tentu juga akan membantu proses ekonomi digital. Hal ini akan mempengaruhi ongkos kirim, lama waktu pengiriman barang dll.
- Pembinaan SDM yang handal dan berkualitas
Selain infrastruktur, faktor sumber daya manusia juga memiliki peran utama dalam ekonomi digital. Peningkatan ilmu dan pemahaman masyarakat Indonesia terhadap ekonomi digital harus ditingkatkan. Masih banyak sekali orang-orang yang ragu untuk menyandarkan hidupnya dengan bisnis online dan model ekonomi digital lainnya.
Pembinaan SDM terutama pada kelompok usia muda menjadi penting untuk menopang jalannya roda ekonomi digital. Pemerintah harus sangat aktif untuk memberikan pelatihan untuk menyadarkan masyarakat betapa potensialnya sektor ini bagi Indonesia. Bila perlu, pendidikan vokasi atau Sekolah Menengah Kejuruan terhadap ekonomi digital harus digalakkan agar menghasilkan SDM yang memang handal dalam bidang ini.
- Sinergi komunitas
Peran pemerintah saja tentu tidak akan cukup dalam mengembangkan sektor ini. Pemerintah perlu menggandeng berbagai komunitas untuk semakin menggalakkan ekonomi digital. Saat ini, sudah mulai bermunculan komunitas-komunitas bisnis online yang berfungsi sebagai wadah silaturahmi dan edukasi bisnis online.
Sebut saja, kampung blogger, besutan Mas Sumbodo Malik yang berada di Magelang. Di tempat ini, para penduduknya belajar untuk menghasilkan uang dari berbagai model bisnis online. Bahkan, banyak juga yang datang dari luar Magelang untuk belajar. Dan masih ada banyak lagi komunitas-komunitas bisnis online yang mulai terbentuk di Indonesia. Sinergi antara pemerintah dan komunitas tentu akan menghasilkan program-program tepat sasaran yang efisien sehingga melahirkan pelaku ekonomi digital yang tangguh.
Penutup
Besarnya potensi ekonomi digital menjadi peluang yang harus dimanfaatkan. Geliat aktivitas ekonomi digital akan terus meningkat seiring dengan berkembangnya teknologi. Momentum ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin berkualitas dan berkeadilan.
Referensi :
www.databoks.katadata.co.id
www.bps.go.id
Hybrid government employee and internet marketing enthusiast. Blog ini berisi pengalaman-pengalaman saya dalam dunia birokrasi, statistik, internet marketing, bisnis online dan juga hal-hal menarik lainnya.